Selasa, 24 April 2012

SEJARAH FOTOGRAFI


SEPINTAS SEJARAH FOTOGRAFI

Mengenal sejarah fotografi yang sudah berusia ratusan tahun kini lebih mudah dilakukan. Banyak sumber di internet yang bisa dirujuk. Bila mencari di google, maka akan ditemui di urutan pertama: History of photography - Wikipedia, the free encyclopedia. Dari situ, kita bisa tahu bahwa konsep awal fotografi telah dibuat oleh para filsuf seperti Aristoteles & Euclid dari Yunani, Mo Ti dari China dan Ibn Al-Haytham (yang di barat dikenal dengan nama Alhazen) dari Mesir. Pengembangan konsep ini terus dilakukan oleh banyak ilmuwan. Masing-masing bekerja sesuai keahliannya.

Ada yang bekerja menyempurnakan kamera, sehingga menemukan kamera yang disebut “obscura box”. Kamera ini digunakan pertama kali oleh Anthemius dari Tralles-Byzantium dan dikembangkan oleh Ibn Al-Haytham. Sementara bahan-bahan kimia untuk merekam cahaya dalam citra diselidiki antaral lain oleh Albertus Magnus, Georges Fabricius ,William Homberg dan Johann Heinrich Schultz. Sementara medium penangkap dan studi kamera lanjutan dilakukan antara lain oleh Joseph Nicéphore Niépce dan Louis Daguerre. Mereka adalah para ilmuwan yang berbeda masa hidupnya dan juga beberapa berbeda lokasi tempat tinggalnya. Ada yang melakukan studi dan percobaan terpisah, tapi ada yang melanjutkan dari penemu sebelumnya. Karena banyaknya ilmuwan yang terlibat, maka tidak ada yang disebut sebagai “bapak fotografi”.

Foto pertama yang berhasil direkam dalam medium adalah karya Niepce tahun 1826. Sayangnya, foto ini hancur tak sengaja. Medium perekamnya bernama pewster. Ini adalah campuran logam yang sebagian besar terdiri dari timah, meski ada juga bahan lain seperti perunggu. Salah satu foto tertua yang masih ada justru karya rekan kerja Niepce yaitu Daguerre. Foto ini merekam suasana sebuah jalan di Paris, berjudul “Boulevard du Temple” yang diperkirakan dibuat akhir tahun 1838 atau awal 1839. Karena saat itu perekaman cahaya masih dalam tahap awal, perlu 10 menit untuk membuat foto ini. Sehingga jalan yang sibuk penuh orang dan kendaraan lalu-lalang malah jadi terkesan kosong. Hanya dua orang yang masih bisa terekam yaitu seorang pemilik sepatu yang sepatunya sedang digosok (disemir) oleh tukang gosok sepatu. (Foto di bawah, klik untuk sedikit lebih besar).


Evolusi fotografi terus berlangsung. Namun penemuan Daguerre sangat penting sehingga medium untuk penangkapnya disebut “daguerreotype”. Proses pencarian bahan untuk merekam cahaya terus dilakukan, demikian pula penyempurnaan terhadap alatnya yaitu kamera. Bahan-bahan kimia terus dikembangkan hingga ditemukan aneka bahan baru termasuk lapisan emulsi untuk film, bahan pelarut seperti perak dioksida hingga ke teknologi untuk kameranya. Saya tidak akan membahas semuanya di sini. Cukup untuk mengetahui bahwa konsep fotografi sudah dimulai sejak abad 3 SM namun baru bisa diwujudkan setelah pengetahuan dan teknologi manusia mencukupi pada abad 18. Karena itu kita harus menghargai para penemu tersebut dan tidak menganggap fotografi sudah “dari sononya” begini dengan kemudahan “digital photography” yang sekarang kita punya. Evolusi masih mungkin akan berlanjut seperti menuju ke “holographic photography” yang saat ini masih dikerjakan di berbagai laboratorium.

0 komentar:

Posting Komentar